Sekolahku Rumahku (Uzair Adli) X MIA 3
Saya merupakan salah satu dari tujuh siswa mutasi kelas 10 tahun ajaran 2017/2018. Saya mutasi ke SMAN 68 jakarta pada bulan Januari 2018 dengan mengikuti test program ipa yang diikuti oleh 28 orang. Pada hari pertama saya masuk ke SMAN 68, saya mendapatkan sambutan yang baik dari para guru maupun teman-teman.
Hanya beberapa hari saja saya perlukan untuk mendapatkan teman akrab, bahkan bisa dibilang hanya satu hari. Hal tersebut dikarenakan oleh teman-teman saya yang berasal dari SMPN 1 jakarta banyak yang diterima di SMAN 68 sebelum saya pindah (SMP 1 merupakan sekolah saya). Dengan begitu, SMAN 68 menjadi sekolah yang nyaman bagi saya.
Di sekolah saya bisa melakukan banyak aktivitas yang saya lakukan di rumah, seperti makan, belajar, sholat, bersosialisasi dengan individu lain, bahkan tidur :). Bahkan sekolah bisa melebihi rumah saya karena di sekolah saya bisa melakukan aktivitas lain yang tidak bisa saya lakukan di rumah, seperti olahraga, berdiskusi dengan teman, berdiskusi dengan guru, bercanda dengan teman, dikenakan hukuman oleh guru, dan masih banyak lainnya.
Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenengkan bagi saya. Banyak aturan yang ditetapkan oleh sekolah yang tidak sesuai dengan paham saya maupun dengan paham aturan di rumah ataupun keluarga saya. Meskipun demikian, saya harus menjalaninya karena saya merupakan siswa sekolah tersebut. Walau banyaknya aturan tersebut, sekolah tetap menjadi rumah kedua saya.
Hanya beberapa hari saja saya perlukan untuk mendapatkan teman akrab, bahkan bisa dibilang hanya satu hari. Hal tersebut dikarenakan oleh teman-teman saya yang berasal dari SMPN 1 jakarta banyak yang diterima di SMAN 68 sebelum saya pindah (SMP 1 merupakan sekolah saya). Dengan begitu, SMAN 68 menjadi sekolah yang nyaman bagi saya.
Di sekolah saya bisa melakukan banyak aktivitas yang saya lakukan di rumah, seperti makan, belajar, sholat, bersosialisasi dengan individu lain, bahkan tidur :). Bahkan sekolah bisa melebihi rumah saya karena di sekolah saya bisa melakukan aktivitas lain yang tidak bisa saya lakukan di rumah, seperti olahraga, berdiskusi dengan teman, berdiskusi dengan guru, bercanda dengan teman, dikenakan hukuman oleh guru, dan masih banyak lainnya.
Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenengkan bagi saya. Banyak aturan yang ditetapkan oleh sekolah yang tidak sesuai dengan paham saya maupun dengan paham aturan di rumah ataupun keluarga saya. Meskipun demikian, saya harus menjalaninya karena saya merupakan siswa sekolah tersebut. Walau banyaknya aturan tersebut, sekolah tetap menjadi rumah kedua saya.
Komentar
Posting Komentar