Gempa Bumi (Uzair Adli) X MIA 3
Pada hari selasa, 23 Januari 2018, terjadi gempa yang berpusat di Provinsi Banten. Tepat sebelum hal itu terjadi, aku dan teman-teman kelasku sedang belajar pelajaran bahasa inggris di kelas. Suasana kelas sedang tenang, seluruh anak memerhatikan temanku yang sedang berdiri mendeskripsikan pengalamannya menjuarai kejuaraan renang tingkat nasional.
Saat temanku hendak berbicara, tiba-tiba lantai bergetar. Salah satu temanku menyalahkan yang lain, ia mengira lantai bergetar akibat ulah temanku menginjak-injak lantai. "Kayaknya gempa deh, anak kelas pada keluar juga," kata temanku yang lain. Aku pun tertawa pada awalnya karena melihat reaksi teman-temanku yang panik. Bahkan ada yang mengatakan "saya gamau mati duluan, bu, mending saya turun ke lapangan sekarang".
Akhirnya, guruku pun mempersilahkan seluruh siswa di kelasku untuk turun ke lapangan dan membawa tas masing-masing.Tak lama kemudian, staf kesiswaan memerintahkan seluruh siswa untuk turun ke lapangan menggunakan pelantang suara.
Saat tiba di lapangan, aku melihat berbagai macam ekspresi siswa. Mayoritas siswa menunjukkan kepanikannya, tetapi ada juga yang senang karena ini merupakan pengalamannya mengalami gempa bumi, seperti halnya aku.
Pada akhirnya, seluruh siswa berharap untuk dipulangkan karena khawatir akan keluarganya masing-masing, tak terkecuali aku. Tetapi pihak sekolah tidak mengizinkan para siswa untuk pulang lebih dahulu. Kami pun merasa sangat kecewa.
Aku dan teman-temanku memutuskan untuk menunggu di musholla hingga bel pulang dibunyikan. Di musholla, kami bermain game, mengobrol, ada juga yang tidur. Setelah bel dibunyikan, aku pun pulang ke rumah.
Komentar
Posting Komentar