Draw My Life Challenge
Story of My Life
Halo, perkenalkan nama saya Uzair Adli, biasa dipanggil Adli. Saya lahir di Jakarta, hari rabu tanggal 1 Mei 2002 tepatnya di Bidan Zakia, Jakarta Timur. Saya merupakan anak ke 2 dari 3 bersaudara, terpaut 4 tahun dengan kakak saya, Nabilah, dan 2 tahun dengan adik saya, Nourah Hanani. Menjadi anak tengah serta satu-satunya laki-laki di keluarga membuat saya terbiasa untuk mengalah dalam berbagai situasi, terutama yang melibatkan kakak dan adik. Sebagai contoh, jika terjadi perselisihan, saya memilih untuk tidak melanjutkan perdebatan, melainkan diam dan memendamnya seakan saya baik-baik saja. Hal ini yang membuat saya menjadi orang yang tidak suka melakukan perdebatan dan lebih memilih mengalah. Kepribadian tersebut bisa menjadi baik ataupun buruk, tergantung situasi yang sedang saya hadapi.
Singkat cerita, saya bersekolah di SDN Menteng 02 yang terletak di Jalan Tegal, Menteng ,Jakarta Pusat. Padamasa itu, saya bisa dikatakan sebagai siswa yang sangat aktif dalam berkegiatan di sekolah. Empat ekstrakulikuler saya ikuti selama SD, di antaranya adalah taekwondo, karate, futsal, dan polisi cilik. Bahkan, saya menjalankan tiga ekstrakulikuler tersebut dalam waktu yang bersamaan (karate, futsal, dan polisi cilik). Dari sinilah saya menemukan hobi saya, yaitu olahraga. Terinspirasi dari kakak saya yang bisa lolos menjadi siswa SMAN 8 Jakarta, membuat saya ingin menjadi siswa SMPN 115 Jakarta karena sebagian besar siswa SMAN 8 Jakarta merupakan lulusan SMPN 115. Tibalah saat pengumuman hasil UN yang membuat saya sedikit hopeless untuk tembus ke SMP 115 melalui jalur PPDB. Benar saja, saya merasakan sedihnya suatu kegagalan untuk pertama kalinya. Hari berlalu, saya pun membangkitkan semangat saya kembali untuk terus belajar di SMPN 1 Jakarta. Di sini saya mengenal banyak teman yang begitu asik dan sangat menikmati masa-masa bermain saya. Namun, tujuan saya tetaplah satu, SMAN 8 Jakarta. Mengapa demikian? Karena lulusan SMAN 8 Jakarta banyak yang diterima di PTN ternama di Indonesia, salah satunya ITB. Semenjak SMP, saya sudah memiliki mimpi menjadi mahasiswa ITB karena saat itu saya sangat menyukai pelajaran fisika dan matematika. Namun, lagi-lagi saya merasakan kegagalan besar karena saya gagal menjadi siswa SMAN 8 jakarta. Mulai saat itu, saya berusaha membuat rencana lain saat memimpikan sesuatu, jadi ketika gagal menggapai mimpi, saya masih memiliki mimpi-mimpi lain yang masih sanggup saya gapai.
Saya akhirnya memilih SMAN 55 Jakarta untuk melanjutkan pendidikan menengah ke atas. Pada semester 2, saya memiliki kesempatan untuk pindah (mutasi) ke SMAN 68 Jakarta. Di sinilah mimpi saya yang tidak disangka-sangka dapat terwujud. Mendapatkan lingkungan yang cukup kompetitif membuat saya menjadi orang yang giat belajar agar tidak mengalami ketertinggalan di kelas. Di sini saya mendapatkan teman-teman yang sangat supportif, terutama dalam belajar. Di sini juga saya cukup aktif dalam berkegiatan dengan menjadi panitia di berbagai acara. Dari berbagai hal yang saya lewati selama SMA, saya sudah mulai menemukan apa yang saya suka, kelebihan dan kekurangan saya. Singkat cerita, tibalah hari yang bisa dibilang hari terbaik saya selama hidup. Melihat kata “selamat” di halaman pengumuman SNMPTN membuat saya bahagia tiada tara.
Saya merupakan orang yang cukup gigih dalam memperjuangkan sesuatu. Ditambah lagi jika saya memperjuangkan sesuatu yang merupakan minat saya, yaitu berhitung sesuatu yang pasti. Berbagai kegagalan yang telah saya alami membuat saya menjadi orang yang cukup hati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Beranjak dari hal tersebut, saya menemukan kekurangan dalam diri saya, yaitu tidak berani dalam mengambil risiko. Hal ini yang membuat saya menjadi orang yang sulit beradaptasi di lingkungan baru ataupun menjalankan sesuatu yang baru di luar kebiasaan saya karena tidak ingin mengubah kebiasaan lama yang sudah nyaman. Saya juga bertanggung jawab atas peran yang telah saya pilih. Namun, lagi-lagi, saya menemukan kekurangan dalam kelebihan tersebut. Saya menjadi orang yang perfeksionis dan terlalu memikikan sesuatu yang hal-hal buruk yang belum tentu terjadi. Hal ini yang membuat saya lamban dalam mengerjakan sesuatu.
Diterimamnya saya menjadi mahasiswa FTSL ITB mengharuskan saya untuk bersyukur dan memperbaiki kekurangan-kekurangan saya. Wadah yang telah disediakan oleh ITB harus saya manfaatkan sebaik-baiknya. Pengajaran oleh dosen, unit, kepanitiaan dan organisasi lainnya harus saya manfaatkan dengan baik demi memperbaiki kekurangan yang saya miliki. Saya ingin memiliki jaringan yang besar sehingga di kemudian hari saya bisa mencapai visi saya, yaitu ikut serta dalam pembangunan, terutama infrastruktur, menuju Indonesia emas 2045 dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Hal ini tentunya dapat tercapai jika saya diterima di jurusan Teknik sipil, maka dari itu Langkah terdekat yang akan saya ambil adalah belajar dengan giat agar IPK TPB saya cuku untuk tembus jurusan Teknik sipil.
Nama: Uzair Adli
Kelompok OSKM: 155
NIM: 16620190
FTSL
Komentar
Posting Komentar